
Protes di Iran (reuters)
Di antara wartawan yang ditahan termasuk juga Ketua Asosiasi Jurnalis Iran. Demikian seperti dikutip dari Straits Times, Minggu (21/6/2009).
"Ini mendatangkan lebih banyak masalah lagi bagi jurnalis," kata Benoit Hervieu dari RSF.
Keseluruhan wartawan, editor, dan blogger Iran itu ditahan sejak 14 Juni. Beberapa dari mereka sulit dihubungi dan diyakini ditahan di tempat tersembunyi.
Hervieu mengatakan, tidak ada jurnalis asing yang ikut ditahan. Hingga kini tidak ada alasan yang jelas mengenai penahanan tersebut.
Presiden Mahmoud Ahmadinejad dinyatakan sebagai pemenang mutlak pada pilpres yang berlangsung 12 Juni. Namun, pendukung rivalnya, mantan PM Iran Mirhossein Mousavi, melontarkan berbagai kecurangan pemilu.
Pemerintah Iran melarang media asing untuk meliput di Iran dan hanya mengizinkan wawancara melalui telepon. Informasi dari sumber pejabat disampaikan melalui media pemerintah.
Tidak hanya itu, banyak website di Iran yang diblokir. Negara tersebut memang dikenal sangat sensitif terhadap internet.
Pun demikian, lewat situs internet pula Mousavi terus mendorong pendukungnya untuk melanjutkan aksi protes terhadap hasil Pilpres Iran.
"Proteslah kembali terhadap kebohongan dan kecurangan (pemilu)," kata Mousavi dalam situsnya seperti dikutip dari Reuters.
0 komentar:
Posting Komentar